Bandung-Beasiswa Pendidikan Indonesia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (BPI-Kemendikbudristek) diharapkan menjadi program primadona bagi perguruan tinggi untuk meningkatkan kompetensi para dosennya.

“Diharapkan perguruan tinggi mendorong para dosennya yang punya potensi dan kemauan meningkatkan kompetensi kelimuannya untuk mengikuti seleksi beasiswa di BPI, “kata Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan(Puslapdik) Kemendikbudristek, Abdul Kahar, dalam kegiatan Sinkronisasi Data Penerima BPI Tahun 2023 dan Penandatanganan Kerjasama Dengan Perguruan Tinggi di Bandung, 21-23 Februari 2024.

Hal itu, lanjut Abdul Kahar, mengingat sejarah pembentukan BPI Kemendikbudristek. Dipaparkannya,   sebelum Tahun 2021, para dosen yang ingin memperoleh beasiswa harus ikut seleksi di Program Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI) di Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.

“Di BUDI itu, akses dosen untuk memperoleh beasiswa agak sulit karena harus berkompetisi dengan mahasiswa fresh graduate, apalagi bagi dosen yang tidak melakukan update kompetensi, seperti kemampuan Bahasa Inggris, “papar Abdul Kahar.

Dengan persoalan itu, pada tahun 2021, Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, berhasil meyakinkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, agar Kemendikbudristek bisa mengelola beasiswa khusus untuk dosen yang kemudian diperluas juga pada guru dan pelaku budaya. Maka dibentuklah satuan kerja Balai Pembiayaan Pendidikan Tinggi (BPPT) yang mengelola BPI-Kemendikbudristek.

“Jadi dengan adanya BPI Kemendikburistek ini, peluang bagi dosen untuk memperoleh beasiswa semakin terbuka luas, bisa melalui BUDI di LPDP atau melalui BPI di Kemendikbudristek”, katanya.

Berita Lebih Lengkap : Disini

About Author