Pada hari Jumat, 29 September 2023, tim PKM-RSH SHOATS UPI Kampus Tasikmalaya telah melaksanakan kegiatan implementasi poster pendidikan seks sebagai bentuk luaran sekunder dan dukungan terhadap pencapaian tujuan ke-4 Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yaitu Pendidikan Berkualitas. Kegiatan ini dilakukan di tiga sekolah di wilayah Pagerageung, yaitu SMPN 1 Pagerageung, SMPN 1 Atap Pagerageung, dan SMPN 2 Pagerageung.

Tim PKM-RSH UPI Kampus Tasikmalaya dengan judul “Menuju desa berkualitas: studi kasus pernikahan usia dini dan pola pendidikan seks di kecamatan Pagerageung” berhasil mendapatkan sambutan yang sangat baik dari ketiga sekolah tersebut. Baik pihak siswa maupun guru di ketiga sekolah menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap kegiatan ini. Dengan partisipasi aktif dari semua pihak, diharapkan upaya menuju desa berkualitas, khususnya dalam mengatasi pernikahan usia dini dan meningkatkan pola pendidikan seks, dapat terus ditingkatkan dan memberikan dampak positif yang lebih luas.

Pihak guru menyambut baik inisiatif dari tim PKM-RSH UPI Kampus Tasikmalaya dalam memberikan pendidikan seks kepada para siswa meskipun baru dalam bentuk poster saja. Mereka mengakui pentingnya pengetahuan ini sebagai bagian dari pendidikan yang holistik. Para guru memberikan dukungan penuh terhadap implementasi poster ini dan mengapresiasi upaya tim dalam menyajikan materi yang tepat dan informatif. Salah satu guru dari SMPN 1 Pagerageung menyebutkan bahwa: “Kegiatan ini memang sangat bagus dan kami selaku guru-guru menyambut dengan sangat baik kehadiran kakak-kakak ke sekolah kami, dan untuk pendidikan seks sendiri memang sebaiknya perlu dipaparkan salah satunya dengan cara seperti ini karena saya lihat pun posternya berwarna dan isi kontennya sesuai dengan anak seumuran mereka.” tuturnya.

Sementara itu, respon dari siswa-siswa sangat positif. Mereka menyambut materi ini dengan antusiasme dan tertarik untuk memahami lebih dalam mengenai pendidikan seks. Banyak dari mereka memberikan umpan balik positif terkait kejelasan dan keterbacaan poster, serta apresiasi terhadap inisiatif untuk memberikan pendidikan seks di lingkungan sekolah. Selain itu, kami juga menjelaskan kepada Siswa/i tersebut mengenai isi konten poster yang kami sajikan karena banyak dari mereka yang masih bertanya-tanya. Kami pun selanjutnya akan memberikan sedikit reward pada sosial media tim PKM-RSH jika para Siswa/i melakukan kampanye mengenai pentingnya pendidikan seks pada Instastory masing-masing. Salah satu siswa berharap bahwa program ini sebaiknya berkelanjutan. Seorang siswa berkata: “Ibu, nanti datang lagi kesini ya biar kami bisa belajar lagi tentang pendidikan seks itu penting dan bukan hal yang harus ditutup tutupi” katanya.

Dengan suksesnya kegiatan implementasi ini, diharapkan siswa-siswa di SMPN 1 Pagerageung, SMPN 1 Atap Pagerageung, dan SMPN 2 Pagerageung akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai pendidikan seks, yang pada gilirannya akan membantu dalam mencapai tujuan SDGs ke-4, yaitu Pendidikan Berkualitas. Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di wilayah sekitarnya untuk melakukan upaya serupa demi peningkatan mutu pendidikan.

Demikian berita acara ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Semoga hasil dari penelitian ini dapat terus berguna dalam pengembangan program pendidikan seks yang lebih komprehensif di wilayah ini dan membantu mengurangi angka pernikahan usia dini yang tidak diinginkan.

About Author