
Dalam dunia perkuliahan, rasanya tidak pernah ada momen yang benar-benar “siap”. Banyak mahasiswa menunda langkah besar karena berpikir bahwa mereka belum cukup mampu, belum cukup tahu, atau belum cukup percaya diri. Padahal, seringkali kesempatan, pengalaman, dan bahkan keberhasilan justru datang saat kita nekat melangkah meskipun rasa takut dan keraguan masih menghantui.
Mengapa Kita Sering Menunda?
Di awal masa kuliah, banyak mahasiswa dibayangi pertanyaan seperti:
- Apa saya bisa bersaing dengan teman-teman?
- Apa jurusan ini benar-benar cocok buat saya?
- Bagaimana kalau saya gagal?
Keraguan tersebut membuat kita cenderung menunda:
- Menunda ikut organisasi karena merasa belum punya kemampuan leadership.
- Menunda magang karena merasa nilai akademik belum tinggi.
- Menunda mencoba hal baru karena takut dinilai kurang kompeten.
Padahal, siap adalah kondisi yang terus berkembang — dan justru kita menjadi semakin siap saat kita mulai bertindak .
Siap Adalah Proses, Bukan Syarat Awal
Banyak orang sukses bukanlah sosok yang langsung ahli sejak awal. Mereka memulai dari nol, bahkan dari ketidaktahuan. Namun, mereka berani melangkah meski tak tahu persis arahnya. Seperti kata Mark Manson dalam bukunya The Subtle Art of Not Giving a F ck*, “Tidak ada pertumbuhan tanpa tindakan. Dan tidak ada tindakan tanpa ketidaknyamanan.”
Maka, di dunia perkuliahan, kamu tidak harus menunggu sampai semua materi dikuasai untuk mencoba project kelompok, tidak harus menunggu IPK tinggi untuk melamar magang, dan tidak harus menunggu yakin 100% untuk mencoba menjalankan bisnis sampingan.
Langkah pertama adalah langkah terpenting.
Kenyataan Mahasiswa Sukses: Mereka Mulai Meski Belum Siap
Lihatlah para mahasiswa yang aktif di organisasi, UKM, komunitas startup, atau penelitian. Mereka bukan lahir sebagai pemimpin atau pakar. Mereka belajar sambil jalan. Bahkan, beberapa dari mereka mengaku bahwa titik balik karier mereka dimulai dari sebuah keputusan spontan, seperti:
- Ikut lomba padahal belum pernah juara sebelumnya.
- Daftar program pertukaran pelajar meski nilai bahasa asingnya pas-pasan.
- Bikin channel YouTube atau podcast hanya dengan modal HP dan ide sederhana.
Hasilnya? Mereka mendapatkan pengalaman, relasi, dan pembelajaran yang tidak didapat dari buku.
Jadi, Apa yang Harus Dilakukan?
Berikut beberapa langkah sederhana untuk mulai bertindak meski belum merasa siap:
- Mulailah dari langkah kecil:
Coba satu hal baru minggu ini, entah itu daftar pelatihan online, ajak dosen diskusi topik di luar silabus, atau kenalan dengan alumni dari jurusanmu. - Ubah pola pikir ‘Siap = Langkah Pertama’ menjadi ‘Langkah Pertama = Jalur Menuju Kesiapan’
Kesiapan adalah hasil dari usaha, bukan syarat awal. - Terima ketidaksempurnaan:
Tidak masalah jika presentasi pertamamu biasa saja, atau karya tulismu belum dimuat di media ternama. Yang penting, kamu sudah memulai. - Belajar dari feedback:
Setiap langkah pasti memberikan pelajaran. Gunakan setiap kritik dan apresiasi untuk menjadi lebih baik. - Rayakan progres kecil:
Setiap usaha patut dihargai. Ini akan membuatmu lebih termotivasi untuk terus maju.
Dalam perjalanan perkuliahan, sering kali kemajuan tidak datang dari perencanaan matang, tapi dari keberanian untuk melakukan sesuatu meski rasa ragu masih ada. Dunia tidak menunggu kita siap; ia memberi ruang bagi mereka yang mau mencoba. Jadi, jika kamu sedang ragu, ingat ini:
“Jangan tunggu siap, kadang kemajuan datang saat kamu nekat melangkah.”
Dan siapa tahu, langkah nekat hari ini adalah langkah terbaik yang akan kamu syukuri di masa depan.