
Dalam perjalanan hidup, terutama di masa perkuliahan, sering kali kita merasa tertinggal dari orang lain. Ada teman yang lulus cepat, dapat pekerjaan lebih dahulu, atau terlihat sudah mengetahui arah hidupnya. Di tengah tekanan sosial ini, kita bisa merasa lambat, ragu, bahkan tidak cukup baik. Namun, penting untuk diingat: lambat bukan berarti tertinggal. Setiap orang memiliki jalan hidup dan waktu tempuhnya masing-masing.
Perjalanan Tidak Selalu Lurus dan Cepat
Banyak mahasiswa yang memulai kuliah dengan harapan akan menyelesaikannya dalam waktu ideal: empat tahun, langsung bekerja, lalu sukses. Namun, realita tidak selalu sejalan dengan rencana. Ada yang harus mengulang mata kuliah, cuti karena alasan pribadi, atau butuh waktu lebih lama untuk memahami pelajaran. Semua itu bukan kegagalan, melainkan bagian dari proses.
Sebagaimana perjalanan ke sebuah tempat bisa ditempuh dengan berbagai rute dan kecepatan, begitu juga kehidupan. Ada yang menempuh jalannya dengan cepat, ada yang pelan-pelan namun mantap. Kecepatan bukan satu-satunya indikator keberhasilan.
Perbandingan Sosial: Sumber Tekanan dan Ketidakpuasan
Di era media sosial, kita mudah membandingkan diri dengan orang lain. Melihat teman yang sudah wisuda, memiliki startup sendiri, atau memenangkan kompetisi internasional bisa membuat kita merasa tertinggal. Namun, apa yang kita lihat hanyalah bagian kecil dari hidup mereka—bagian yang ingin mereka tunjukkan.
Setiap orang menghadapi tantangan yang tidak selalu tampak dari luar. Oleh karena itu, penting untuk tidak terjebak dalam perbandingan yang tidak adil. Fokus pada proses dan kemajuan diri sendiri jauh lebih sehat dan produktif.
Menemukan Makna dan Ritme Sendiri
Masa kuliah adalah waktu untuk belajar, bukan hanya tentang ilmu, tapi juga tentang diri sendiri. Apa yang kita sukai, bagaimana cara kita belajar, apa yang membuat kita termotivasi—semua itu butuh waktu untuk ditemukan. Proses ini tidak bisa dipaksakan atau disamakan dengan orang lain.
Yang penting adalah terus bergerak, sekecil apa pun langkahnya. Konsistensi dalam berproses, bukan kecepatan, yang akan membawa kita ke tujuan. Bahkan, dengan berjalan pelan pun, kita bisa sampai ke tempat yang sama—dengan bekal pengalaman yang mungkin lebih dalam dan bermakna.
Hargai Prosesmu
Dalam dunia akademik dan kehidupan setelahnya, tidak ada satu pun standar waktu yang mutlak. Tidak masalah jika kamu lulus lebih lama, selama kamu terus belajar. Tidak masalah jika kamu butuh waktu untuk menemukan minat, selama kamu tetap mencoba. Jalan setiap orang berbeda, dan itu tidak membuat satu lebih baik dari yang lain.
Jadi, jangan takut menjadi “lambat”. Selama kamu tidak berhenti, kamu tidak tertinggal. Percayalah, kamu sedang berjalan di jalanmu sendiri, dengan kecepatan yang sesuai untukmu.